RSS

https://www.youtube.com/watch?v=reuZWOw2CM4

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

bunda, jangan paksa anak untuk 3 M

jangan paksa anak untuk 3 M (menghitung, membaca dan menulis)!

salam cerdas, informasi ini ditujukan pada anak berusia smpai 6 tahun,
kenapa?
karena anak-anak di usia tersebut yang lebih banyak berkembang otak kanannya. maka, pelajaran seperti seni (menggambar, mewarnai, tari, musik), latihan motorik halus/ kasar, olahraga, bermain dan bersosialisasi yang seharusnya menjad porsi yang lebih utama.
tapi bagaimana dengan tuntutan kebijakan-kebijakan sekolah dasar yang mewajibkan anak sudah harus bisa baca dan tulis?
sebenarnya belajar 3M bisa-bisa saja, yang penting cara pembelajarannya. jika cara pembelajaran melibatkan penggunaan otak kanan, maka akan terasa mudah bagi anak. untuk anak playgroup bisa dimulai dengan yang paling sederhana yaitu pengenalan, menggunakan cara dan media yang melibatkan otak kanan, misalnya mewarnai huruf atau kata sambil mengenal huruf dan kata
biarkan anak berkembang sesuai kebutuhannya, sesuai dengan usianya.
JANGAN PAKSA MEREKA !!!......

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

gizi



GIZI
1.      Definisi gizi
            (Dalam Santoso 2008:1.3) Gizi dapat diartikan sebagai zat makanan yang dibutuhkan tubuh (W.JS. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1976). Gizi merupakan penopang pertambahan tinggi badan yang kemudian tinggi badan merupakan salah satu indikator status gizi anak. bagi anak-anak yang suka memilih-milih makanan akan mengalami penghambatan dalam pertambahan tinggi badan anak.
            Dalam kamus kesehatan, Gizi adalah senyawa yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan kelangsungan hidup manusia. Istilah gizi seringkali digunakan saling menggantikan dengan nutrisi, terutama bila merujuk pada manusia. Gizi adalah nutrisi untuk manusia.
Ahli gizi Andi Imam Arundhana S.Gz menyatakan bahwa gizi juga merupakan kombinasi dari proses dimana semua bagian tubuh menerima dan memanfaatkan material yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsinya dan juga untuk pertumbuhan peremajaan komponen-komponen tubuh.  

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

perubahan komputer



MENGAPA KOMPUTER MENGALAMI PERUBAHAN DALAM BENTUK DAN FUNGSINYA
Sejak dahulu, saat komputer pertama kali dibuat komputer mengalami perubahan dan penyempurnaan bentuk dan fungsi dari masa ke masa. Pada tahun 1930 lahir komputer serba guna yang menjadi awal komputer modern saat ini. Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan mengenai teknologi, pada tahun 1937, Alan Turin seorang ahli matematika bangsa Inggris membuat sebuah analisis teoritis dari kemungkinan pengembangan komputer yang serba guna. Pelaksanaan gagasan tersebut dapat segera terwujud, karena pada Perang Dunia II pihak militer sangat membutuhkan perhitungan-perhitungan yang cepat, matang, dan akurat untuk kebutuhan perang, sehingga dari gagasan tersebut perkembangan perangkat keras (hardware) mengalami perubahan bentuk dan fungsinya, dan perangkat lunak (software) mengalami perkembangan penggunaannya menjadi program yang mudah digunakan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

permainan tradisional


permainan tradisional anak usia dini 


A.    Pengertian
Permainan tradisional adalah bentuk kegiatan permainan dan atau olahraga yang berkembang dari suatu kebiasaan masyarakat tertentu. Pada perkembangan selanjutnya permainan tradisional sering dijadikan sebagai jenis permainan yang memiliki ciri kedaerahan asli serta disesuaikan dengan tradisi budaya setempat. Kegiatannya dilakukan baik secara rutin maupun sekali-kali dengan maksud untuk mencari hiburan dan mengisi waktu luang setelah terlepas dari aktivitas rutin seperti bekerja mencari nafkah, sekolah, dsb. Dalam pelaksanaannya permainan tradisional dapat memasukkan unsur-unsur permainan rakyat dan permainan anak ke dalamnya. Bahkan mungkin juga dengan memasukkan kegiatan yang mengandung unsur seni seperti yang lajim disebut sebagai seni tradisional. Persoalannya adalah, modul ini mencoba menyajikan permainan tradisional untuk maksud pembelajaran dalam pendidikan jasmani. Sehingga perlu kita bersepakat bahwa apa yang dimaksud dengan permainan tradisional di sini bisa identik dengan istilah lain yang juga lajim digunakan, yaitu olahraga tradisional. Agar suatu kegiatan dapat dikategorikan sebagai permainan tradisional tentunya harus teridentifikasikan unsur tradisinya yang memiliki kaitan erat dengan kebiasaan atau adat suatu kelompok masyarakat tertentu. Di samping itu, kegiatan itupun harus kuat mengandung unsur fisik yang nyata-nyata melibatkan kelompok otot besar dan juga mengandung unsur bermain yang melandasi maksud dan tujuan dari kegiatan itu. Maksudnya, suatu kegiatan dikatakan permainan tradisional jika kegiatan itu masih diakui memiliki ciri tradisi tertentu,
Permainan tradisonal merupakan simbolisasi dari pengetahuan yang turun temurun dan mempunyai bermacam-macam fungsi atau pesan di baliknya, di mana pada prinsipnya permainan anak tetap merupakan permainan anak. Dengan demikian bentuk atau wujudnya tetap menyenangkan dan menggembirakan anak karena tujuannya sebagai media permainan. Aktivitas permainan yang dapat mengembangkan aspek-aspek psikologis anak dapat dijadikan sarana belajar sebagai persiapan menuju dunia orang dewasa.
Permainan tradisional merupakan warisan antar generasi yang mempunyai makna simbolis di balik gerakan, ucapan, maupun alat-alat yang digunakan. Pesan-pesan tersebut bermanfaat bagi perkembangan kognitif, emosi dan sosial anak sebagai persiapan atau sarana belajar menuju kehidupan di masa dewasa. Pesatnya perkembangan permainan elektronik membuat posisi permainan tradisional semakin tergerus dan nyaris tak dikenal. Memperhatikan hal tersebut perlu usaha-usaha dari berbagai pihak untuk mengkaji dan melestarikan keberadaannya melalui pembelajaran ulang pada generasi sekarang melalui proses modifikasi yang disesuaikan dengan kondisi sekarang (Elly Fajarwat, 2008: 2)
Nani. 2005, permainan tradisional  adalah sejenis permainan warisan nenek moyang. Ia merupakan aktiviti bermain yang diciptakan oleh nenek moyang kita yang dimainkan di seluruh rantau negri tanah melayu suatu ketika dahulu.           

B.     Manfaat permainan tradisional
Berikut ini ada beberapa manfaat permainan tradisional :
·         Memahami konsep sportivitas. Melalui permainan tradisional, seperti lompat tali atau congklak, anak belajar bersikap sportif, yaitu bermain secara jujur, memperlihatkan sikap menghargai pemain lain, menerima kemenangan dengan sikap wajar atau menerima kesalahan secara terbuka. Namun apabila anak belum mau memperlihatkan watak bermain seperti itu, anda tidak perlu khawatir. Sebenarnya sportivitas baru bisa dipahami oleh anak usia 6 tahun.
·         Melatih kemampuan fisik anak. Dalam beberapa permainan tradisional seperti lompat tali, gerak fisik sangat ditekankan. Berkesempatan memainkan permainan ini amat baik untuk menyalurkan energy anak yang berlebih karena sejak usia 5-6 tahun anak memang harus banyak bergerak. Permainan tradisional semacam lompat tali juga bisa merangsang perkembangan koordinasi mata dengan anggota badan lainnya. Variasi bentuk permainan dapat lebih meningkatkan kemampuan  
·         Belajar mengelola emosi. Pengelolaan emosi sangat penting bagi anak agar dapat survive dalam kehidupannya. Kemampuan ini di ajarkan dalam permainan seperti lompat tali karet yang direntangkan. Pada permainan ini jika anak tak bisa melompati ketinggian karet yang direntangkan maka ia harus menerima kekalahannya sebagai kensekuensi dari lompatan yang kurang bagus. Keterampilan mengelola emosi semacam ini penting dipelajari, karena secara tidak langsung melatih kecerdasan emosional anak.
·         Menggali kreativitas. Melalui beberapa jenis permainan tradisional, kreativitas anak pun terasah. Misalnya pada permainan mobil-mobilan yang dibuat dari kulit jeruk bali. Untuk membuatnya dituntut kemampuan anak berimajinasi, misalnya bagaimana memperhitungkan besar roda mobil-mobilan dibandingkan dengan badan mobil. Kreativitas anak juga bisa digali dalam permainan congklak misalnya. Anak dapat mencari alternative biji selain kerang yang biasa digunakan dalam permainan congklak. Sama halnya dengan biji bekel. Meskipun biasanya menggunakan biji dari kuningan yang dijual di pasar, anak bisa menggantinya dengan kerang-kerangan.
·         Mengenal kerja sama. Pentingnya kerjasama juga dapat dipelajari anak melalui permainan tradisional. Misalnya, dalam permainan ular-ularan, kerjasama sangatlah penting dalam permainan ini, si kepala ular tidak boleh lari begitu saja, melainkan harus memperhatikan anggota kelompok di belakangnya supaya tidak tertinggal dan dimakan kelompok lawan. Hanya dengan kerja sama yang baik kepala ular dapat melindungi bagian tubuh dan ekornya.
·         Meningkatkan kepercayaan diri. Dalam permainan tradisional seperti bekel, rasa percaya diri anak dapat ditumbuhkan. Menguasai permainan yang mensyaratkan keterampilan pada tingkat kesulitan tertentu, seperti kemampuan dasar berhitung bisa menumbuhkan dan memperkuat rasa percaya diri anak.
·         Bersosialisasi lewat permainan. Ruang gerak anak untuk bercengkrama melalui permainan khususnya diperkotaan semakin sempit. Akibatnya permainan individu semakin diminati, sehingga sosialisasi anak melalui kegiatan bermain semakin berkurang. Kecenderugan sedikit banyak bisa di atasi melalui permainan tradisional yang memungkinkan adanya interaksi social.  
C.     Macam-macam permainan
1.      Congkak
Congklak adalah suatu permainan tradisional yang dikenal dengan berbagai macam nama di seluruh Indonesia. Biasanya dalam permainan, sejenis cangkang kerang digunakan sebagai biji congklak dan jika tidak ada, kadangkala digunakan juga biji-bijian dari tumbuh-tumbuhan dan batu-batu kecil.
Di Jawa, permainan ini lebih dikenal dengan nama congklak, dakon, dhakon atau dhakonan. Di beberapa daerah di Sumatera yang berkebudayaan Melayu, permainan ini dikenal dengan nama congkak. Di Lampung permainan ini lebih dikenal dengan nama dentuman lamban, sedangkan di Sulawesi permainan ini lebih dikenal dengan beberapa nama: Mokaotan, Maggaleceng, Aggalacang dan Nogarata.
Permainan ini di Malaysia juga dikenal dengan nama congkak, sedangkan dalam bahasa Inggris permainan ini disebut Mancala. Di sumatera barat dikenal dengan congkak.
Surya hendra. 2006. Kiat membina anak agar senang berkawan sebuah solusi mengatasi kesulitan bergaul pada anak. Jakarta : PT Elex media komputindo
Tujuan permainan : permainan ini bertujuan menguji kecakapan pemain mendapatkan seberapa buah yang dimiliki oleh pihak lawan.
Sarana yang diperlukan : kayu congkak, biji-bijian atau batu, pemain 2 orang
Peraturan dan cara :
·         Biji diisi mengikuti bilangan rumah. Contohnya, jumlah rumah adalah 7, jadi bilangan buah adalah 7 bagi setiap rumah
·         Pemain terdiri dari pada 2 orang. Mereka akan duduk bertentangan menghadap papan congkak.
·         Permainan dimulakan dengan mengambil semua buah dari mana-mana lubang yang dihadapannya secara serentak.
·         Mereka akan memasukkan satu buah kedalam setiap lubang kecuali rumah pemain lawan.
·         Pergerakan permainan mengikuti putaran jam.
·         Buah yang diambil akan diisikan kedalam semua rumah yang dilalui termasuk ibu rumah sendiri
·         Pemain tidak boleh meneruskan permainan apabila buah terakir didalam tangan jatuh didalam rumah kosong.
·         Jika pemain berhenti dirumah kosong sendiri, pemain layak mengambil isi rumah yang setentang dengannya dan dimasukkan kedalam ibu rumah sendiri sebagai ganjaran. Proses ini dinamakan menembak.
·         Menembak hanya boleh dilakukan sekiranya pemain selesai membuat satu putaran pertama ataupun lebih. Sekiranya berhenti di rumah kosong lawan pemain tidak berhak menembak.
·         Pemain yang mempunyai bilangan buah yang banyak dalam ibu rumah dikira sebagai pemenang
·         Bagi putaran yang kedua yang kedua, buah yang terkumpul dalam ibu rumah diberikan semula kedalam rumah sendiri. Rumah yang tidak cukup buahnya dikira terbakar dan tidak boleh digunakan lagi dalam putaran.
·         Pemain akan menutup lubang yang tidak dapat diisi dengan 7 buah. Pemain akan memasukkan semua lebihan buah kedalam ibu rumah
·         Pemain yang tidak mempunyai rumah terbakar akan memulakan permainan tersebut
Manfaat yang diperoleh :
·         Perkembangan aspek  fisikal. Permainan ini dapat meningkatkan kemahiran motorik halus anak.
·         Perkembangan aspek  kognitif. Anak-anak dapat mempelajari konsep nomor melalui membilang, contohnya membilang biji disetiap lubangnya. Anak juga belajar membuat strategi  untuk menentukan bilangan buah.
·         Perkembangan aspek moral. Anak-anak perlu sabar menunggu giliran.

2.      Engklek
Sunda manda atau juga disebut éngklék, téklék, ingkling, sundamanda / sundah-mandah, jlong jling, lempeng, atau dampu adalah permainan anak tradisional yang populer di Indonesia, khususnya di masyarakat pedesaan. Permainan ini dapat ditemukan di berbagai wilayah di Indonesia, baik di Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan, dan Sulawesi. Di setiap daerahnya dikenal dengan nama yang berbeda. Terdapat dugaan bahwa nama permainan ini berasal dari "zondag-maandag" yang berasal dari Belanda dan menyebar ke nusantara pada zaman kolonial, walaupun dugaan tersebut adalah pendapat sementara.
Permainan Sunda manda biasanya dimainkan oleh anak-anak, dengan dua sampai lima orang peserta. Di Jawa, permainan ini disebut engklek dan biasanya dimainkan oleh anak-anak perempuan. Permainan yang serupa dengan peraturan berbeda di Britania Raya disebut dengan hopscotch. Permainan hopscotch tersebut diduga sangat tua dan dimulai dari zaman Kekaisaran Romawi.
Surya hendra. 2006. Kiat membina anak agar senang berkawan sebuah solusi mengatasi kesulitan bergaul pada anak. Jakarta : PT Elex media komputindo

Permainan engklek biasa dimainkan oleh anak-anak perempuan. Permainan ini dapat dilakukan oleh dua orang anak atau lebih. Permainan ini menggunakan batu pipih kecil ukuran, lebih kurang 3x3 cm. bisa juga menggunakan potongan kayu kecil. Untuk memainkan permainan ini cukup dilapangan kecil. Arena permainan cukup dengan membuat sketsa gambar anak perempuan dengan garis atau kapur, yang terdiri dari :
·         Bundaran kepala yang berdiameter  lebih kurang 60 cm
·         Batang leher berbentuk persegi  dengan ukuran lebih kurang 40x50 cm
·         Bentangan tangan berbentuk persegi panjang terdiri dua petak masing-masing ukuran lebih kurang 60x30 cm
·         Petak dada dibawah bentangan tangan ukuran 55x40 cm
·         Rok bersudut lancip dibawah kanan-kiri yang terletak dibawah dada dan terdiri dua petak trapezium tinggi lebih kurang 50 cm dan alas masing-masing lebih kurang 45 cm
·         Bagian kaki yang terdiri dari tiga tingkat petak persegi panjang ukuran 45x30 cm
Cara bermain engklek :
·         Menentukan urutan pemain dengan cara mengundi
·         Pemain pertama memulai permainan dengan meletakkan batu dipetak pertama atau petak kaki pertama dengan cara melempar
·         Ketentuan petak yang ada batunya tidak boleh dipijak
·         Ketika melakukan engklek, pemain tidak boleh memijak garis
·         Pemain melompati petak pertama ke petak kedua dengan engklek kaki tunggal, lalu ke petak ke tiga. Kemudian melompat ke petak trapezium dengan menjejakkan kedua kaki di masing-masing trapezium. Lalu melompat engklek satu kaki di petak dada. Lalu melompat dengan menjejakkan kedua kaki di masing-masing petak bentangan tangan. Lalu melompat engklek di petak leher. Kemudian melompat dan menjejakkan kedua kaki di lingkaran kepala. Setelah itu melompat dan menjejakkan kedua kaki di lingkaran kepala. Setelah itu kembali melompat engklek ke patak leher, menjejakkan  kedua kaki didua petak bentangan tangan, engklek di petak dada, menjejakkan kedua kaki dikedua petak trapezium, engklek ke petak ke tiga, engklek ke petak kaki kedua, sembari memungut batu dan melompati, melangkahi petak pertama kembali ke asal.
·         Langkah berikutnya melemparkan batu ke petak kaki kedua. Cara bermain seperti cara pertama tadi. Sebagai catatan, kalau batu ada di salah satu petak trapezium atau bentangan tangan, kaki hanya boleh menjejakkan di salah satu petak yang tidak ada batunya dengan engklek atau kaki tunggal
·         Jika ketika melempar batu, ternyata batunya keluar, pemain tersebut mati atau digantikan oleh pemain berikutnya. Sedangkan batu yang keluar tadi diletakkan di petak yang gagal di tuju tadi, sebagai tanda petak tersebut tidak boleh dipijak oleh lawan main.
·         Pemain berikutnya memulai permainan dari awal.
·         Jika pemain berikutnya juga gagal, pemain pertama bermain lagi melanjutkan permainannya tadi dengan posisi batu telah berada di petak yang gagal tadi.
·         Permainan yang dikatakan menyelesaikan tahap pertama, yaitu permainan yang telah menyelesaikan meletakkan batu d lingkaran kepala dengan mulus dan memungutnya untuk kembali ke asal.
Manfaat permainan:
·         Perkembangan aspek fisikal. Permainan ini dapat mengembangkan kemahiran mengimbang badan dengan berdiri sebelah kaki tanpa bantuan. Permainan ini juga memerlukan pemain bergerak melompat dari petak ke petak serta melempar buah.
·         Perkembangan aspek moral. Pemain perlu sabar menunggu giliran dan memahami peraturan.
·         Perkembangan aspek kognitif. Permainan ini membantu anak mengenal symbol nomor dan urutan nomor menaik 1-7. Permainan ini juga membantu anak memahami urutan nomor menurun 7,6,5,4,3,2,1.

3.      Galah panjang
Tujuan permainan : menguji kecakapan pemain berlari melepasi halangan.
Sarana yang diperlukan : kawasan lapangan dan gelanggang berbentuk segi empat tepat diatas tanah., pemain 6 orang untuk dua pasukan.
Cara bermain :
·         Bina gelanggang dengan menggunakan penanda ataupun buat garis diatas tanah
·         Satu pasukan terdiri dari 3 orang sekurang-kurangnya
·         Bagi pasukan mana yang bermain terlebih dahulu.
·         Pasukan yang menang dalam penentuan tersebut, akan memulai permainan terlebih dahulu, dan yang kalah akan menjaga garis.
·         Pasukan penjaga garis akan menghalangi pemain penyerang melintasi garis dengan mendepakan tangan ke penyerang.
·         Pasukan penyerang akan mencoba melewati garis pertama, kedua dan tanpa disentuh ataupun ditangkap oleh pasukan lawan.
·         Pemain penyerang yang berhasil melewati garis, maka mereka lah pemenangnya.
·         Jika sebaliknya, salah seorang pemain tertangkap, maka pasukan penyerang akan mati dan pasukan lawan akan bermain.
Manfaat permainan :
·         Perkembangan aspek fisikal. Permainan ini dapat meningkatkan kemahiran motorik kasar melalui aktivitas berlari dan mengelak.
·         Perkembangan aspek kognitif. Aspek kognitif anak akan berkembang dalam permainan ini apabila anak menggunakan strategi
·         Perkembangan aspek moral. Permainan ini dapat memupuk semangat bermain dalam pasukan. Setiap pasukan perlu sabar menunggu giliran.

4.      Benteng
Anis Apriliawati. 2007. Pendidikan Lingkungan dan Budaya Jakarta untuk Sekolah Dasar Kelas 5. Jakarta: Ganesa Exact.
Permainan benteng berasal dari betawi. Permainan benteng tidak memerlukan alat khusus dan dapat dimainkan ditanah lapang, halaman rumah, atau halaman sekolah. Permainan benteng ini memerlukan kecepatan berlari, kecerdikan dan kecekatan mengelak dari sentuhan lawan. Permainan ini tidak membatasi jumlah pemain, tapi paling sedikit dimainkan oleh 2 orang pemain. Permainan benteng ini dilakukan oleh 2 kelompok. Berikut adalah aturan permainan benteng :
·         Setiap kelompok harus menentukan satu benteng
·         Benteng yang digunakan dapat berupa pohon, batu, tiang rumah, kayu atau bamboo.
·         Jumlah pemain setiap kelompok harus sama
·         Apabila salah satu lawan dapat menyentuh benteng lawan, kelompoknya dinyatakan menang
Manfaat permainan benteng :
·         Kejujuran. Dalam permainan benteng, setiap pemain harus berlaku jujur. Misalnya, saat pemain tersentuh oleh lawan, ia harus mengakui bahwa ia sudah tertangkap lawan. Kejujura ini juga harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu jujur dalam berkata dan bertindak.
·         Keberanian. Permainan benteng menjunjung tinggi nilai keberanian. Misalnya, berani menyerang, mengusulkan strategi, dan mengakui kekalahan. Tetapi, kelompok yang menang juga tidak boleh sombong terhadap yang kalah. Tidak boleh mengejek dan tidak boleh ada rasa iri, dengki, atau dendam.
·         Kerjasama. Permainan bentengan dilakukan secara berkelompok. Jadi, harus ada kerjasama yang baik agar dapat mencapai hasil yang diinginkan. Anggota kelompok mengikuti perintah pimpinan kelompok. Jika ada anggota yang tertangkap, usahakan membebaskan. Peserta tidak boleh mementingkan dirinya sendiri

5.      Permainan Lompat tali             
Permainan lompat tali adalah permainan yang menyerupai tali yang disusun dari karet gelang, ini merupakan permainan yang terbilang sangat populer sekitar tahun 70-an sampai 80-an, menjadi favorit saat “keluar main” di sekolah dan setelah mandi sore di rumah. Sederhana tapi bermanfaat, bisa dijadikan sarana bermain sekaligus olahraga. Tali yang digunakan terbuat dari jalinan karet gelang yang banyak terdapat di sekitar kita. Cara bermainnya bisa dilakukan perorangan atau kelompok, jika hanya bermain seorang diri biasanya anak akan mengikatkan tali pada tiang atau apa pun yang memungkinkan lalu melompatinya. Jika bermain secara berkelompok biasanya melibatkan minimal tiga anak, dua anak akan memegang ujung tali; satu dibagian kiri, satu lagi dibagian kanan, sementara anak yang lainnya mendapat giliran untuk melompati tali. Tali direntangkan dengan ketinggian bergradasi, dari paling rendah hingga paling tinggi. Yang pandai melompat tinggi, dialah yang keluar sebagai pemenang. Sementara yang kalah akan berganti posisi menjadi pemegang tali. Permainan secara soliter bisa juga dengan cara skipping, yaitu memegang kedua ujung tali kemudian mengayunkannya melewati kepala sampai kaki sambil melompatinya. 

               Manfaat lompat tali: 
  • Motorik Kasar: Main lompat tali merupakan suatu kegiatan yang baik bagi tubuh. Secara fisik anak jadi lebih terampil, karena bisa belajar cara dan teknik melompat yang dalam permainan ini memang memerlukan keterampilan sendiri. Lama- lama, bila sering dilakukan, anak dapat tumbuh menjadi cekatan, tangkas dan dinamis. Otot-ototnya pun padat dan berisi, kuat serta terlatih. Selain melatih fisik, mainan ini juga bisa membuat anak – anak mahir melompat tinggi dan mengembangkan kecerdasan kinestetik anak. Lompat tali juga dapat membantu mengurangi obesitas pada anak. 
  • Emosi: Untuk melakukan suatu lompatan dengan ketinggian tertentu dibutuhkan keberanian dari anak. Berarti, secara emosi ia dituntut untuk membuat suatu keputusan besar, mau melakukan tindakan melompat atau tidak. Dan juga saat bermain, anak – anak akan melepaskan emosinya. Mereka berteriak, tertawa dan bergerak. 
  • Ketelitian dan Akurasi: Anak juga belajar melihat suatu ketepatan dan ketelitian. Misalnya, bagaimana ketika tali diayunkan, ia dapat melompat sedemikian rupa sehingga tidak sampai terjerat tali dengan berusaha mengikuti ritme ayunan. Semakin cepat gerak ayunan tali, semakin cepat ia harus melompat. 
  • Sosialisasi: Untuk bermain tali secara berkelompok, anak membutuhkan teman yang berarti memberi kesempatannya untuk bersosialisasi sehingga ia terbiasa dan nyaman dalam kelompok. Ia dapat belajar berempati, bergiliran, menaati aturan dan yang lainnya. 
  • Intelektual: Saat melakukan lompatan, terkadang anak perlu berhitung secara matematis agar lompatannya sesuai dengan jumlah yang telah ditentukan dalam aturan permainan. Umpamanya, anak harus melakukan lima kali lompatan saat tali diayunkan, bila lebih atau kurang ia harus gantian menjadi pemegang tali. Anak juga secara tidak langsung belajar dengan cara melihat dari teman – temannya agar bisa mahir dalam melakukan permainan tersebut. 
  • Moral: Dalam permainan tradisional mengenal konsep menang atau kalah. Namun, menang atau kalah tidak menjadikan para pemainnya bertengkar, mereka belajar untuk bersikap sportif dalam setiap permainan. Dan juga tidak ada yang unggul, karena setiap orang punya kelebihan masing–masing untuk setiap permainan, hal tersebut meminimalisir ego di diri anak–anak.


















DAFTAR RUJUKAN

Menon Nani.2005. Permainan, Lagu dan Puisi Kanak-kanak. Kuala Lumpur: PTS. Profesional
Anis Apriliawati. 2007. Pendidikan Lingkungan dan Budaya Jakarta untuk Sekolah Dasar Kelas 5. Jakarta: Ganesa Exact.
Surya hendra. 2006. Kiat membina anak agar senang berkawan sebuah solusi mengatasi kesulitan bergaul pada anak. Jakarta : PT Elex media komputindo


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS